Kamis, 27 Oktober 2016

Makalah Proses Sosial



BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang

Proses sosial pada kenyataannya berlangsung sangat pesat. Baik proses sosial yang bersifat asosiatif maupun yang bersifat disosiatif. Proses sosial disosiatif contohnya dengan maraknya pertikaian baik yang nyata dengan fisik, maupun yang hanya bersifat kontravensi seperti pertikaian antar agama yang  sampai pada level saling serang. Sehingga banyak teroris-teroris yang melakukan pengeboman atas nama agamanya. Selain itu kontravensi sesama umat beragama yang berbeda aliran juga marak terjadi seperti contohnya aliran dalam Islam yaitu NU dan Muhammaddiyah yang sering memperdebatkan pandangan mereka.
Selain maraknya proses sosialisasi  yang bersifat disosiatif, proses sosial yang bersifat asosiatif juga banyak terjadi pada masyarakat kita. Seperti contohnya koalisi partai politik yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan mereka. Proses sosial yang terjadi pada masyarakat tersebut mempunyai dampak positif maupun negatif sehingga untuk memeperbesar dampak positif menekan dampak negatif maka kita harus memahami proses sosial proses-proses sosial tersebut, sehingga pada kesempatan kali ini kami akan mempelajari lebih jauh mengenai proses sosial yang terjadi pada mayarakat.

B.                 Rumusan Masalah

  1. Apakah pengertian dari proses sosial?
  2. Apakah penyebab terjadinya proses sosial?
  3. Siapakah agen sosialisasi dari proses sosial?
  4. Apakah syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?
  5. Apakah macam-macam proses sosial?

C.                Tujuan

a.       Untuk mengetahui pengertian dari proses sosial.
  1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya proses sosial.
  2. Untuk mengetahui agen sosialisasi dari proses sosial.
  3. Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
  4. Untuk mengetahui macam-macam proses sosial.
BAB II
PEMBAHASAN


A.                Pengertian Proses Sosial

Proses sosial bisa dikatakan sebagai cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Proses sosial adalah suatu interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

B.                 Penyebab Terjadinya Proses Sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok. Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem interaksinya.

       Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor : 
a.       Faktor internal :
·         Dorongan untuk meneruskan keturunan
·         Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
·         Dorongan untuk berkomunikasi

b.      Faktor eksternal :
·         Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinnya. Imitasi biasanya muncul di lingkungan tetangga atau masyarakat.
·         Sugesti
Yaitu rangsangan atau pengaruh yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberikan sugesti menuruti atau melaksanakannya tanpa berpikir lebih kritis.
·         Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
·         Proses Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
·         Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa.
·         Proses Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).

  

C.                Agen Sosialisasi

Menurut Fuller dan Yacobs (1973), ada 4 agen sosialisasi yaitu :
1.      Keluarga
Bisa keluarga inti (nuclear family) maupun keluarga besar (extended family).
2.      Teman Bermain
Disini anak mendapatkan pengalaman bermain atau berinteraksi dengan kelompok yang berusia sederajat dengannya. Pada tahap ini anak mempelajari nilai-nilai keadilan, mempelajari aturan yang mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat (game stage), dari teman bermainnya, atau bagaimana seorang anak berupaya untuk dapat masuk kedalam kelompoknya.
3.      Sekolah
Pendidikan formal mengajarkan peran-peran baru untuk persiapan dikemudian hari, yaitu kemandirian, prestasi, universalisme (perlakuan yang sama), dan spesifisitas (pada anak dapat terjadi kekurangan pada suatu pelajaran, tetapi untuk pelajaran yang lain, anak tetap dihargai keberhasilannya). Sekolah harus dapat mengembangkan peran-peran baru yang dapat membuat anak menjadi lebih percaya diri.
4.      Media massa
Berbagai tayangan di media massa elektronik telah mengubah perilaku seseorang dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah televisi, internet telah menjadi alat komunikasi dan informasi yang menguasai setiap kehidupan umat manusia, sejak masa kanak-kanank hingga masa dewasa. Sehingga media akan menjadi media yang efektif untuk merubah suatu pikiran maupun perilaku masyarakat dalam waktu yang relatif singkat, terutama bila dilingkungan keluarga maupun sekolah tidak ada model yang kuat sebagai benteng pertahanan.

D.                Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial : 
1.      Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2.      Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

E.                 Macam-macam proses sosial

1.    Proses-proses yang Asosiatif
a.         Kerja Sama (Cooperation) 
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut ber-kembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley 
kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”

Ada 5 bentuk kerjasama : 
1.      Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2.      Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.      Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang ber-sangkutan
4.      Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5.      Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.  

b.         Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu : 
1.      Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
2.      Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
3.      Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
4.      Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

Bentuk-bentuk Akomodasi:
1.      Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
2.      Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3.      Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
4.      Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. 
5.      Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6.      Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
7.      Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

c.         Asimilasi (Assimilation
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1.      Toleransi
2.      kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3.      sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4.      sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5.      persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6.      perkawinan campuran (amaigamation)
7.      adanya musuh bersama dari luar

Faktor-faktor yang  menghambat terjadinya asimilasi adalah :

1.      kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
2.      perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
3.      Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
4.      Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa

2.    Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.
a.         Persaingan (Competition) 
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan mempunya dua tipe umum : 
1.      Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
2.      Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan :
1.      Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
2.      Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
3.      Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
4.      Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

b.   Kontraversi (Contravetion
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
1.      yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
2.      yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
3.      yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
4.      yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
5.      yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
c.         Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab pertentangan adalah : 
  1. Perbedaan antara individu
  2. Perbedaan kebudayaan
  3. perbedaan kepentingan
  4. perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus: 
  1. Pertentangan pribadi
  2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
  3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
  4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
  5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara










BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu: Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Proses simpati, Motivasi, Proses Empati. Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Proses sosial ada yang bersifat asosiatif (kerjasama) dan disosiatif (perpecahan).

B.   Saran
Kami menyarankan bahwa dalam proses sosial terjadi banyak perubahan dalam kehidupan kita. Perubahan tersebut bisa bersifat mendasar meliputi sandi-sandi kehidupan dasar masyarakat maupun yang hanya bersifat ringan. Dan perubahan sosial tersebut ada yang berdampak positif maupun negatif. Maka dari itu kita harus benar-benar selektif memfilter hal-hal baru yang masuk pada kehidupan kita sebagai hasil dari adanya proses sosial. Agar kita tidak terjerumus pada hal-hal yang salah dan tidak sesuai dengan moral dan kebudayaan asli bangsa kita.









DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar